PALANGKA RAYA - Aksi Damai Bela Utus yang akan dilaksanakan pada hari Senin 24 Juli 2023, dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB bertempat di Halaman Rektorat Universitas Palangka Raya (UPR) Kalimantan Tengah (Kalteng).
Tergabung dalam Aliansi Utus Dayak Mantehau (AUDM), akan mengelar aksi unjuk rasa dalam menyuarakan aspirasi bela utus di dunia pendidikan Akademis Universitas.
"Aksi Damai besok merupakan tuntutan dari akhir hasil seleksi mahasiswa baru di UPR, prihatin putra - putri masyarakt kalteng tidak terwakilkan dalam penerimaan tersebut, " kata Yetro Simon, Minggu pagi (23/07).
Yetro Simon, selaku penanggung jawab dalam aksi itu, menegaskan bahwa tidak ada unsur apapun dalam aksi yang akan dilaksanakan besok. Intinya bagaimana agar pihak Rektor UPR bisa mengakomodir kepentingan putra - putri daerah khususnya masyarkat adat Dayak Kalteng bisa menikmati pendidikan di Akademis, untuk memajukan daerahnya.
"Ini murni panggilan hati nurani sebagai orang Dayak yang hidup di NKRI, tidak ada kepetingan lain ataupun ditungangi oknum lain, " sebutnya menegaskan.
Aksi Damai yang dilakukan oleh AUDM, merupakan gabungan dari beberapa anggota ormas lainnya, menyuarakan aksi agar Rektor UPR bisa mengakomodir kepentingan daerah dalam dunia pendidikan.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sudjono
|
Selama ini dikatakan bahwa 'orang dayak' dalam berkompetensi dengan masyarakat lainnya di NKRI, disinyalir dibawah standar pendidikan wilayah lain. Sehingga dalam penerimaan mahasiswa baru di UPR saat ini, banyak pihak - pihak lain mengisi di Univeraitas ternama di Bumi Tambun Bungai.
"Utamanya dalam aksi damai nanti, agar Rektor UPR bisa melaksanakan program Afirmasi, yang bisa mengakomodir putra - putri daerah dalam dunia pendidikan, khususnya di UPR, " terangnya kembali.
Ditekan nya kembali, bahwa pihaknya tidak menuntut agar Rektor UPR menggagalkan hasil pengumuman yang telah dilaksanakan oleh UPR dan Kementerian Pendidikan RI. Akan tetapi mengharapkan agar Rektor UPR bisa melaksanakan program Afermasi yang telah diatur oleh UU.
Selain itu, Yetro Simon menyampaikan dalam aksi damai hanya memakan waktu tidak begitu lama, hanya kurang lebih 15 menit. Diharapkan agar Rektor UPR Prof . Dr. Ir. Salampak Dohong, MD langsung menerima delegasi peserta aksi Damai itu.
"Kami harapkan agar aksi dami besok, diterima langsung oleh Rektor UPR, bapak Salampak, " harap Yetro Simon.
Seperti diketahui, program Afirmasi adalah kewenangan yang diberikan kepada Rektorat Universitas dalam mengakomodir kepentingan pendidikan didaerah masing - masing dalam penerimaan mahasisawa baru khususnya di Fakultas Kedokteran.
Diduga pada penerimaan tahun ini pihak Rektorat UPR tidak melaksanakan program tersebut, sehingga membuat banyaknya putra - putri daerah khususnya generasi daerah Kalteng yang tidak bisa masuk di UPR.
Sehingga harapannya pada aksi damai ini, pihak Rektorat UPR bisa mendengarkan suara masyarakatnya dalam dunia pendidikan strata terakhir ini. Agar kedepan regenarasi masyarakat lokal dayak bisa ikut dalam bingkai membangun Bangsa ini dan menjelang IKN di Panajam, Kaltim serta Kalteng sebagai penyanggah ibukota baru.
"Pelaksanaan Program Afirmasi nantinya, semua peserta generasi Dayak yang bersaing, tidak ada pihak lain. Dan nantinya ditemukan lah generasi dayak yang terbaik, yang akan bisa membawa daerah kalteng kedepannya. Kita harus persiapkan Regenerasi selanjutnya, kitalah yang menentukan bagaimana Dayak itu bisa hidup rukun di NKRI, " tutup Yetro Simon menutup pembicaraan.